Archive for Uncategorized

TEORY AKUNTANSI

Bab 1 : Teory akuntansi

  • Teory akuntansi dapat digunakan sebagai alat untuk meramalkan apa yang akan diharapkan mungkin terjadi dimasa yang akan datang.
  • Teory akuntansi adalah susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang dijelasakan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat melaksanakan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul.
  • Hendricksen mendefenisikan TA sebagai susunan prinsip umum yang: 1. Memberikan kerangka acuan umum sehingga praktik akuntansi dapat dinilai 2. TA yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan ekonomi, social, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.
  • Akuntasi adalah “tool of management” >> alat kapitalis untuk mengumpulkan harta dan memeliharanya agar proses akuntansi kekayaan berjalan lancar dan penguasaannya tetap ditangan kapitalis.
  • ASOBAT >> A Statement of Basic Accounting Theory. Akuntansi: proses mengidentifikasi, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sbg bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternative dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.
  • AICPA >> America Institute of Certified Public Accounting. Akuntansi: seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
  • APB >> Accounting Principle Board. Akuntansi: suatu kegiatan jasa. Fungsi: memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksud untuk digunakan dalam mengambil keputusan ekonomi sbg dasar memilih di antara beberapa alternative.
  • Sifat-sifat akuntansi:
    • Akuntansi sbg suatu ideology

Bahwa akuntansi alat untuk melegitimasi keadaan dan struktur social, ekonomi, dan politik kapitalis.

  • Akuntansi sbg suatu bahasa

Akuntansi memiliki symbol, istilah, kata-kata dan aturan sehingga dpt dipahami bahasa/komunikasi.

  • Akuntansi sbg suatu catatan historis

Wahana untuk memberikan gambaran sejarah organisasi dan transaksi yg dilakukan dgn lingkungannya pada masa lalu.

  • Akuntansi sbg suatu realitas ekonomi

Akuntansi dianggap dpt memberikan gambaran realitas ekonomi perusahaan saat ini.

  • Akuntansi sbg suatu system informasi

Merupakan teknik yg menggambarkan proses yg menghubungkan sumber data melalui channel komunikasi dgn para penerima informasi.

  • Akuntansi sbg suatu komoditi

Komuditi: brg yg dpt dijual kpd konsumen krn ada daya gunanya. Output akuntansi itu sendiri yakni LK

  • Akuntansi sbg suatu pertanggung jawaban

Sbg media untuk mempertanggungjawabkan pengelolahan suatu perusahaan kepada pemilik dana.

  • Akuntansi sbh suatu teknologi

Akuntansi merupakan disiplin rekayasa informasi dan pengendalian keuangan.

  • Sifat dasar akuntansi:
    • Accounting entity, focus pencatatan akuntansi adalah entity/lembaga tertentu yg harus jelas sbg suatu entity yg terpisah dari badan entity lainnya.
    • Going concern, dalam menyusun/ memahami LK harus dianggap bahwa persh yang dilaporkan akan terus beroperasi dimasa-masa YAD, tidak ada sama sekali asumsi bahwa akan bubar.
    • Measurement, sbg alat pengukuran sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta perubahannya yang terjadi akibat operasi perusahaan.
    • Time period,  LK menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu, dan periode tertentu.
    • Monetary unit, pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran moneter.
    • Accrual, penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan/tidak.
    • Exchange prise, nilai yg terdapat dalam LK umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang diperoleh dari harga pasar sbg pertemuan bargaining antara demand dan supply.
    • Approximation, akuntansi tidak dapat dihindarkan dari penafsiran baik nilai, harga, umut, jumlah penyisihan piutang ragu, kerugian dsb.
    • Judgement, dalam menyusun LK diperlukan pertimbangan2 akuntan berdasarkan pengalaman yg dimiliki.
    • General porpuse, informasi yg disajikan di pergunakan untuk pemakai umum.
    • Interrelated statement, LK mempunyai hubungan yg sangat erat dan berkaitan satu sama lain.
    • Substance over form, akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yg berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti legalnya.
    • Materiality, LK hanya memuat informasi yg dianggap penting dan dalam setiap pertimbangan yg dilakukan tetap melihat signifikannya.
    • Sifat – sifat lainnya dalam akuntansi ialah: laporan historis, classification, summarization, measurement basis, verifiability, conservatism, technical terminology.
    • Siklus akuntansi: transaksi, jurnal, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, jurnal penutup, neraca lajur, LK.
    • Corroborative vidence, seluruh dokumen yg sah.
    • Underlying accounting data, seluruh catatan dalam bentuk buku-buku, jurnal, neraca lajur, LK dll.

Computer Assisted Manufacturing (CAM)

SUMBER: http://www.wikipedia.com

Computer-aided manufaktur (CAM) adalah penggunaan perangkat lunak komputer untuk mengendalikan peralatan mesin dan mesin terkait dalam pembuatan benda kerja. Ini bukan definisi hanya untuk CAM, tetapi yang paling umum; CAM juga dapat merujuk kepada penggunaan komputer untuk membantu dalam seluruh operasi sebuah pabrik, termasuk perencanaan, manajemen transportasi, dan penyimpanan. Tujuan utamanya adalah untuk. membuat proses produksi lebih cepat dan komponen dan perkakas dengan dimensi yang lebih tepat dan konsistensi material, yang dalam beberapa kasus, hanya menggunakan jumlah yang diperlukan bahan baku (dengan demikian meminimalkan limbah), sementara secara bersamaan mengurangi konsumsi energi.
CAM merupakan proses dibantu komputer berikutnya setelah komputer-aided design (CAD) dan kadang-kadang teknik komputer-dibantu (CAE), sebagai model yang dihasilkan dalam CAD dan diperiksa CAE dapat menjadi masukan ke dalam perangkat lunak CAM, yang kemudian mengontrol alat mesin.

CAM atau pemanufakturan berbantuan computer merupakan seperangkat teknologi yang menggunakan computer untuk perencanaan, pengimplementasian, dan pengendalian produksi melalui pemanfaatan kapasitas dan sumber pemanufakturan. CAM merupakan payung yang melindungi berbagai proses pemanufakturan berbasis computer.
Ikhtisar
Secara tradisional, CAM telah dianggap sebagai kontrol numerik (NC) pemrograman alat, dimana dua dimensi (2-D) atau tiga-dimensi (3-D) dan model komponen yang dihasilkan dalam perangkat lunak CAD yang digunakan untuk menghasilkan G-kode untuk drive komputer dikontrol secara numerik (CNC) mesin perkakas. Desain sederhana seperti lingkaran baut atau kontur dasar tidak memerlukan mengimpor file CAD.
Seperti halnya lain “Computer-Aided” teknologi, CAM tidak menghilangkan kebutuhan bagi para profesional terampil seperti insinyur manufaktur, programer NC, atau teknisi. CAM, pada kenyataannya, memanfaatkan baik nilai profesional manufaktur paling terampil melalui alat produktivitas canggih, sambil membangun keterampilan profesional baru melalui visualisasi, simulasi dan alat optimasi.
Sejarah
Aplikasi komersial pertama CAM berada di perusahaan besar dalam industri otomotif dan dirgantara misalnya UNISURF pada tahun 1971 di Renault untuk desain mobil tubuh dan perkakas.
Secara historis, CAM software dipandang memiliki beberapa kekurangan yang memerlukan tingkat keterlibatan yang terlalu tinggi oleh teknisi CNC terampil. Bera menciptakan software CAM pertama, tetapi ini memiliki kelemahan yang parah dan langsung dibawa kembali ke dalam tahap pengembangan [rujukan?] CAM kode software output akan untuk mesin yang mampu paling tidak, karena setiap kontrol alat mesin ditambahkan pada set G-kode standar. untuk meningkatkan fleksibilitas. Dalam beberapa kasus, seperti benar mengatur CAM software atau alat tertentu, mesin CNC diperlukan pengeditan manual sebelum program akan berjalan dengan baik. Tak satu pun dari masalah ini sangat dapat diatasi bahwa seorang insinyur bijaksana atau operator mesin terampil tidak bisa diatasi untuk prototipe atau produksi kecil berjalan; G-Code adalah bahasa sederhana. Dalam produksi tinggi atau toko presisi tinggi, yang berbeda dari kendala yang muncul di mana masinis CNC berpengalaman harus kedua program tangan-kode dan menjalankan software CAM.
Integrasi CAD dengan komponen lain dari CAD / CAM / CAE Produk manajemen siklus hidup (PLM) lingkungan membutuhkan pertukaran data CAD yang efektif. Biasanya sudah perlu memaksa operator CAD untuk mengekspor data dalam salah satu format data umum, seperti IGES atau STL, yang didukung oleh berbagai perangkat lunak. Output dari perangkat lunak CAM biasanya adalah file teks sederhana G-kode, kadang-kadang ribuan perintah yang panjang, yang kemudian ditransfer ke mesin perkakas dengan menggunakan kontrol numerik langsung (DNC) program.
paket CAM tidak bisa, dan masih tidak bisa, alasan sebagai teknisi bisa. Mereka tidak bisa toolpaths mengoptimalkan sejauh diperlukan produksi massal. Pengguna akan memilih jenis alat, proses pemesinan dan jalur yang akan digunakan. Sementara seorang insinyur mungkin memiliki pengetahuan tentang pemrograman g-kode, optimasi kecil dan memakai senyawa masalah dari waktu ke waktu. Diproduksi secara massal item yang membutuhkan mesin sering awalnya diciptakan melalui casting atau beberapa metode non-mesin lainnya. Ini memungkinkan tulisan tangan, pendek, dan sangat dioptimalkan g-kode yang tidak dapat dihasilkan dalam satu paket CAM.
Setidaknya di Amerika Serikat, ada kekurangan muda, teknisi terampil memasuki angkatan kerja dapat tampil di ekstrem manufaktur; presisi tinggi dan produksi massal [rujukan?]. Sebagai perangkat lunak CAM dan mesin menjadi lebih rumit, keterampilan yang dibutuhkan dari masinis atau uang muka mesin operator untuk mendekati bahwa seorang programmer komputer dan insinyur daripada menghilangkan masinis CNC dari angkatan kerja.
Khas bidang yang menjadi perhatian:
• High Speed Machining, termasuk perampingan jalur alat
• Multi-fungsi Machining
• 5 Axis Machining
• Fitur pengakuan dan permesinan
• Otomasi Machining proses
• Kemudahan Penggunaan
Mengatasi kekurangan sejarah
Seiring waktu, kekurangan sejarah CAM sedang dilemahkan, baik oleh penyedia solusi niche dan penyedia solusi high-end. Hal ini terjadi terutama dalam tiga arena:
1. Kemudahan penggunaan
2. Manufaktur kompleksitas
3. Integrasi dengan PLM dan perusahaan yang diperluas
Kemudahan dalam penggunaan
Bagi pengguna yang baru saja dimulai sebagai pengguna CAM, out-of-the-box kemampuan menyediakan Proses Wizards, template, perpustakaan, kit alat mesin, mesin otomatis berdasarkan fitur dan fungsi pekerjaan spesifik antarmuka pengguna tailorable membangun kepercayaan pengguna dan kecepatan kurva belajar.
Pengguna keyakinan lebih jauh dibangun di visualisasi 3D melalui integrasi yang lebih dekat dengan lingkungan CAD 3D, termasuk kesalahan-menghindari simulasi dan optimasi.

Manufaktur kompleksitas
Lingkungan manufaktur semakin kompleks. Kebutuhan untuk CAM dan alat PLM oleh insinyur manufaktur, programmer NC atau masinis mirip dengan perlunya bantuan komputer dengan sistem pilot pesawat modern. Mesin modern tidak dapat benar digunakan tanpa bantuan ini.
sistem CAM hari ini mendukung berbagai macam peralatan mesin termasuk: mengubah, 5 mesin EDM sumbu dan kawat. Hari CAM pengguna dapat dengan mudah menghasilkan jalan alat efisien, optimal alat tilt axis untuk tingkat umpan yang lebih tinggi dan dioptimalkan Z sumbu kedalaman pemotongan serta mendorong operasi non-sektor seperti spesifikasi menyelidik gerakan.
Integrasi dengan PLM dan perusahaan yang diperluas
Hari ini kompetitif perusahaan dan sukses telah menggunakan PLM untuk mengintegrasikan dengan operasi perusahaan manufaktur dari konsep melalui dukungan bidang produk jadi.
Untuk memastikan kemudahan penggunaan sesuai dengan tujuan pengguna, modern CAM solusi yang terukur dari sistem CAM yang berdiri sendiri untuk satu set 3D solusi terintegrasi penuh multi-CAD-. Solusi ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan yang lengkap personel manufaktur termasuk perencanaan bagian, dokumentasi toko, manajemen sumber daya dan manajemen data dan pertukaran.
Proses Machining
Kebanyakan mesin berlangsung melalui empat tahap, masing-masing yang dilaksanakan oleh berbagai strategi dasar dan canggih, tergantung pada material dan perangkat lunak yang tersedia. Tiga tahapan itu adalah:
a. Hidup seadanya
Proses ini dimulai dengan saham mentah, yang dikenal sebagai billet, dan luka sangat kasar untuk membentuk model akhir. Di penggilingan, hasilnya sering memberikan tampilan teras, karena strategi telah mengambil keuntungan dari kemampuan untuk memotong model horizontal. strategi yang umum adalah zig-zag kliring, kliring offset, hidup seadanya terjun, istirahat-hidup seadanya.
b. Semi-finishing
Proses ini dimulai dengan bagian mengasarinya yang tidak merata mendekati model dan memotong ke dalam jarak offset tetap dari model. Lewat semi-finishing harus meninggalkan sejumlah kecil bahan sehingga alat ini dapat memotong akurat sambil menyelesaikan, tetapi tidak begitu kecil bahwa alat dan bahan menangkis bukan geser. strategi umum adalah raster berlalu, melewati permukaan air, konstan langkah-over berlalu, penggilingan pensil.
c. Finishing
Finishing melibatkan lulus lambat seluruh materi dalam langkah-langkah yang sangat halus untuk menghasilkan bagian selesai. Dalam menyelesaikan, langkah antara satu lulus dan lain minimal. Feed tingkat rendah dan kecepatan spindle dibangkitkan untuk menghasilkan permukaan yang akurat.

Contour penggilingan
Dalam penggilingan aplikasi pada perangkat keras dengan lima atau lebih sumbu, proses finishing terpisah yang disebut contouring dapat dilakukan. Alih-alih mengundurkan diri secara bertahap halus untuk mendekati permukaan, benda kerja diputar untuk membuat permukaan pemotongan alat bersinggungan dengan fitur bagian yang ideal. Hal ini menghasilkan permukaan akhir yang sangat baik dengan akurasi dimensi tinggi.
Perangkat Lunak
Lihat juga: Daftar perusahaan CAM dan: Kategori: perangkat lunak manufaktur Computer-aided
10 produk perangkat lunak terbesar CAM dan perusahaan, dengan pembayaran pengguna akhir pada tahun 2008 [8] adalah, diurutkan sesuai abjad:
• CATIA dari Dassault Systèmes
• Cimatron dari kelompok Cimatron
• Edgecam dari Planit, sebelumnya Pathtrace
• Mastercam dari CNC Software
• NX dari Siemens PLM Software
• Powermill dari Delcam
• Pro / E dari PTC
• Space-E/CAM dari NDE
• Tebis dari Tebis AG
• WorkNC dari Sescoi

PSAK 45 : LAPORAN AKTIVITAS

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa,

Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk :

(a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,

(b) menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa, dan

(c) menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.

Bagaimana Pola Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian ?

Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat.

Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.

Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian dalam kelompok aktiva bersih tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas.

Misalnya, dalam suatu kelompok atau beberapa kelompok perubahan dalam aktiva bersih, organisasi dapat mengklasifikasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi atau non-operasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, atau dengan cara lain.

Bagaimana Pendapatan dan Beban Diinformasikan  ?

Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian organisasi dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.

Tentang Informasi Pemberian Jasa

Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.

Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu para penyumbang, kreditur, dan pihak lain dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Disamping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, organisasi nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya, berdasarkan gaji, sewa, listrik, bunga, penyusutan.

Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi organisasi. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang dilaksanakan melalui berbagai program utama.

Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa. Umumnya, aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana, dan pengembangan anggota.

Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administratif lainnya, dan semua aktivitas manajemen dan administrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian dana.

Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan kampanye pencarian dana; pengadaan daftar alamat penyumbang; pelaksanaan acara khusus pencarian dana; pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan bahan lainnya; dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah dan lain-lain.

Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.

contoh kasus: metode translasi mata uang asing

Pasar spot / pasar tunai

Pasar spot adalah pasar yang memfasilitasi transaksi-transaksi nilai tukar berjalan suatu valuta, dimana komuditi atau valas dijual secara tunai. Kurs spot adalah nilai tukar berjalan suatu valuta. Transaksi spot terdiri dari transaksi valas yang biasanya selesai dalam kurun waktu dua hari kerja. Dalam pasar spot dibedakan menjadi jenis transaksi, yakni:

ü  Cash, pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata uang lain diselesaikan dalam hari yang bersamaan.

ü  Tom, (tomorrow), pengiriman dilakukan pada hari berikutnya.

ü  Spot, pengiriman diselesaikan dalam tempo 24 jam setelah perjanjian.

Contoh kasus:

Pada tanggal 09 oktober 2010, Agung membutuhkan uang sebesar us$ 20.000 untuk uang sakunya traveling ke luar negeri, dalam hal ini Agung segera menghubungi money changer untuk dapat mengetahui dan membuat kesepakatan selling price pada tanggal tersebut. Apabila telah terjadi kesepakatan selling price pada tanggal 09 Oktober 2010 adalah us$ 1 = Rp 9.000, maka perhitungan yang di peroleh:

Jumlah uang yang dibutuhkan = us$ yang dibutuhkan X selling price

= us$ 20.000 x Rp 9.000

= Rp 180.000.000

Maka untuk mendapatkan uang us$ 20.000 Agung memerlukan Rp 180.000.000 yang harus diserahkan paling lambat tanggal 09 Oktober 2010. (2X24 jam)

Pasar forward

Pasar forward adalah pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak forward mata uang. Kurs transaksi forward dimana akan diselesaikan telah ditentukan pada saat kedua belah pihak menyetujui kontrak untuk menjual dan membeli. Transaksi forward biasanya terjadi bila ekspotir, importer, atau pelaku ekonomi lain yang terlibat dalam pasar pasar valas harus membayar atau menerima sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu dimasa mendatang.

Transaksi Swap

Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan spot / pembelian forward atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering kali memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi disuatu Negara asing. Dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakkan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.

  • Kurs nilai tukar adalah kurs yang menimbulkan keuntungan dan kerugian translasi.
  • Nilai kurs tukar kini adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan.
  • Kurs historis adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi.
  • Kurs rata-rata adalah kurs rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar atau kurs nilai tukar historis.

Metode transaksi:

Ada dua metode transaksi dalam melakukan translasi mata uang asing yakni:

  1. metode kurs tunggal

suatu penerapan kurs nilai tukar, yakni kurs terkini dan kurs penutupan untuk sebuah aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui.

  1. metode kurs berganda

metode kurs berganda menggabungkan kurs nilai tukar dan kurs nilai tukar dalam proses translasi.

  • Metode kurs kini dan non kini

Berdasarkan metode ini, aktiva lancar dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasi ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasi berdasarkan kurs historis. Pos – pos laporan laba rugi (kecuali beban penyusutan dan amortisasi) ditranslasikan berdasarkan kurs rata-rata yang berlaku dalam setiap bulan operasi dan berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasi berdasarkan kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.

  • Metode kurs moneter dan non moneter

Metode ini menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasi berdasarkan kurs kini. Pos – pos non moneter aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan persediaan investor ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis.

  • Metode kurs temporal

Metode ini merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukurnya. Pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut bukan penilaian sesungguhnya.

POS

CR

CNR

MNM

Temporal

kas

C

C

C

C

piutang

C

C

C

C

persediaan
a. cost

C

C

H

H

b. market

C

C

H

C

investasi jangka panjang

C

H

H

H

asset tetap

C

H

H

H

utang lancar

C

C

C

C

utang jangka panjang

C

H

C

C

saham biasa

H

H

H

H

Dibawah ini adalah laporan keuangan dengan metode transaksi dengan kurs berganda. Dengan nilai kurs yang berlaku adalah $ 9000 dan jumlah rupiah yang terdepresiasi yakni 30%.

POS

Rp

CR ($)

CR

CNR

MNM

Temporal

kas

1000000

85

100

100

100

100

piutang

3500000

125

350

350

350

350

persediaan

5000000

200

500

500

200

500

aset tetap

1500000

540

150

540

540

540

11000000

950

1100

1490

1190

1490

utang lancar

2500000

260

250

250

250

250

utang jangka panjang

3500000

345

350

345

350

345

saham biasa

5000000

345

500

895

590

895

11000000

950

1100

1490

1190

1490

Sumber:

http://alindamartha.blogspot.com/2011/04/chapter-6-akuntansi-internasional.html

http://harapanbunde.wordpress.com/2011/04/15/transalasi-mata-uang/

penurunan nilai aktiva – IAS 36

ngak

sumber: http://www.gfsconsulting.ca/ifrs/ifrs-and-canadian-gaap-%E2%80%93-ias-36-impairment-of-long-lived-assets

pernurunan nilai aktiva peratuaran IAS nomor 36

Berdasarkan PSAK Kanada Anda melihat jumlah pada Neraca, dan bandingkan dengan arus kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan diterima dari bangunan. Jika Anda mengharapkan bangunan untuk memiliki kehidupan 50 tahun dan diperkirakan total arus kas di atas 50 tahun melebihi nilai tercatat Neraca, maka tidak ada penurunan, dan pekerjaan Anda selesai.

Namun, jika arus kas yang tidak didiskontokan kurang dari nilai tercatat aktiva, ada penurunan nilai.

Berdasarkan GAAP Kanada, Anda kemudian lanjutkan ke langkah kedua, yang melibatkan menentukan nilai wajar, membandingkannya dengan nilai tercatat, dan mengakui perbedaan sebagai penurunan nilai, dan membebankan jumlah yang Laporan Laba Rugi. Hal ini dilakukan dengan menghitung nilai wajar dari aset.

Perbedaan antara nilai tercatat aktiva dan dipulihkan diakui sebagai penurunan dan dihapuskan pada Laporan Laba Rugi.

Berdasarkan IAS 36, ada satu tahapan proses, di mana Anda mengambil nilai tercatat dan bandingkan dengan jumlah yang “dipulihkan”.

Jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi dari 2 jumlah:
• Fair kurang biaya penjualan atau,
• Nilai pakai

Jadi, dengan IFRS, pada dasarnya Anda akan langsung untuk menghitung Nilai Wajar atau Nilai di Gunakan.

Pertama, mari kita bicara tentang Nilai Wajar.
Berikut adalah beberapa ekstrak dari IAS 36 …
Bukti terbaik dari nilai wajar aktiva yang kurang biaya penjualan adalah harga dalam perjanjian penjualan yang mengikat dalam transaksi arm’s length, disesuaikan dengan biaya tambahan yang akan secara langsung terkait dengan penjualan aset tersebut.

Jika tidak ada perjanjian jual mengikat namun aset yang diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual adalah harga pasar aset itu dikurangi biaya pelepasan. Harga pasar yang tepat biasanya harga tawaran saat ini.

Saat harga tawaran saat ini tidak tersedia, harga transaksi terakhir dapat memberikan dasar dari yang untuk memperkirakan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.

Sekarang, mari kita bicara tentang “Nilai di Gunakan” – Nilai dalam Penggunaan ditentukan dengan menggunakan perusahaan aset, dari nilai masa depan yang Anda akan mendapatkan dari penggunaannya. Ini adalah arus kas yang diharapkan dari aktiva secara diskon. Jika nilai sekarang dari arus kas masa mendatang lebih rendah dari nilai tercatat, maka ada penurunan berdasarkan IFRS.

Meskipun Nilai Wajar dan Nilai di Gunakan keduanya dimasukkan sebagai bagian dari IAS 36, saya pikir standar tampaknya mendorong perusahaan untuk menggunakan Nilai Wajar dalam perhitungan atas jumlah yang dapat dipulihkan. Nilai Wajar lebih mungkin harus didukung oleh data pasar.

Jadi, dalam hal menghitung penurunan – di bawah IAS 36, ada penurunan jika nilai tercatat kurang dari nilai yang dapat dipulihkan adalah yang lebih tinggi dari 2 pengukuran penilaian seperti diuraikan di atas.

Mengidentifikasi pada tingkat apa untuk melakukan pengujian penurunan nilai adalah kuncinya. Berdasarkan IFRS, itu adalah KAS UNIT PEMBANGKITAN, yang agak mirip dengan GROUP ASET bawah Kanada GAAP.

IFRS hanya berkaitan dengan KAS arus masuk, tanpa memperhatikan berbagi overhead. Di sisi lain, Kanada GAAP melihat BERSIH ARUS KAS. Dan, seperti disebutkan sebelumnya, berdasarkan IFRS arus kas didiskontokan, sedangkan di bawah Kanada SAK, mereka tidak diskon.

IAS 36 paragraf 55 sampai 57 memiliki beberapa informasi yang cukup rinci mengenai perhitungan tingkat diskonto. Saya sebentar lagi bunga bebas risiko dan tingkat khusus yang berlaku untuk aset tersebut. Sekali lagi, ada banyak rincian dalam IAS 36, dan saya akan mendorong orang untuk membaca standar IAS. Saya pikir standar yang sebenarnya sangat baik tertulis, dan mudah bagi akuntan untuk memahami.

Saya pikir akan membantu untuk memberikan gambaran tentang Penurunan Aktiva Tetap dengan cara contoh sederhana.

Misalkan ada 4 toko ritel di sebuah perusahaan yang didukung oleh sebuah gudang bersama dan kantor pusat. Setiap toko ritel memiliki arus kas masuk independen.

Berdasarkan Kanada GAAP, statistik yang relevan akan menjadi arus kas bersih yang dihasilkan dari toko ritel dikombinasikan dengan operasi yang mendukung – dengan kata lain, yang ARUS KAS BERSIH.

Namun, berdasarkan IFRS, hanya aliran kas masuk untuk setiap toko ritel independen akan relevan dalam perhitungan arus kas masa depan. Jadi, tidak seperti Kanada GAAP, Anda mengecualikan kuartal kepala bersama dan biaya pergudangan. Arus kas ini kemudian akan didiskontokan pada tingkat yang sesuai untuk menentukan nilai sekarang bersih, atau nilai wajar.

Kuncinya adalah bahwa dengan IFRS, Anda harus meninjau fakta, dan menentukan level terendah di mana sekelompok aktiva dapat menghasilkan arus kas masuk yang independen, dan arus kas ini harus didiskontokan ketika menghitung nilai wajar.

Dalam contoh sederhana ini, semua 4 dari toko ritel telah PP & E dengan nilai tercatat sebesar $ 100 masing-masing dengan total sebesar $ 400. Arus kas tersebut diperkirakan bervariasi untuk setiap toko, tapi secara total mereka adalah $ 425. Menggunakan tingkat diskonto 10%, nilai pemulihan dihitung menjadi $ 386.

Karena jumlah yang diperoleh kembali dari $ 386 kurang dari nilai tercatat sebesar $ 400, di bawah IFRS akan ada penurunan nilai aset sebesar $ 13, yang akan dibebankan ke Laporan Laba Rugi. Berdasarkan PSAK Kanada jika Arus Kas Bersih yang $ 425 atau beberapa jumlah di atas $ 400, tidak akan ada penurunan. Jadi ini menyoroti salah satu perbedaan utama antara IFRS dan GAAP Kanada.

Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa berdasarkan IFRS, gangguan dapat dikembalikan, tetapi tidak di atas tercatat. Berdasarkan GAAP Kanada, kerusakan tidak dapat dibatalkan – periode!

Hasilnya adalah bahwa berdasarkan IFRS, mungkin ada volatilitas yang lebih besar dalam laba bersih, sebagai perusahaan reverse sebelumnya dicatat penurunan nilai aktiva. Namun, teori adalah bahwa dalam membalikkan penurunan aset, lebih akurat menggambarkan posisi keuangan perusahaan.

Sekali lagi, salah satu perbedaan utama adalah bahwa IFRS menggunakan diskonto arus kas. Akibatnya, sangat mungkin bahwa perusahaan akan memiliki penurunan sesuai IAS 36 bahwa mereka tidak akan memiliki berdasarkan PSAK Kanada 3063.

Perusahaan yang saya telah berbicara dengan mencari di daerah ini sangat erat, sehingga mereka memahami dampak potensial di daerah ini.

Saya harap ini membantu. Ini adalah salah satu dari serangkaian blog yang dimaksudkan untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan transisi Kanada dari Canadian GAAP ke IFRS.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan lihat seri berlangsung blog IFRS di situs web Konsultasi GFS-dan harap ingat untuk menghubungi Anda akuntansi profesional untuk panduan lebih lanjut.

metode depresiasi

sumber: http://michaelsimbolon.wordpress.com/2011/01/15/resume-standar-akuntansi-internasional-16-aset-tetap/

Resume Standar Akuntansi Internasional 16 Aset Tetap

15 Jan

Tujuan

Tujuan dari standar ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas yang berupa aktiva tetap dan perubahan dalam investasi tersebut.

Pengakuan

Biaya dari suatu aset tetap harus diakui sebagai aset jika, dan hanya jika:

1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas
2. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Standar ini tidak menetapkan satuan ukuran untuk pengakuan, yaitu apa saja yang merupakan jenis aktiva tetap. Dengan demikian, pengambilan keputusan dibutuhkan dalam menerapkan kriteria pengakuan bagi entitas tertentu.

Entitas mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan semua biaya aktiva tetap pada saat terjadinya. Biaya ini meliputi

1. biaya awal (untuk memperoleh atau membangun unit aktiva tetap), dan
2. biaya yang terjadi selanjutnya setelah perolehan  (untuk menambah, mengganti bagian aktiva tetap, dan pemeliharaannya.)

Pengukuran atas Pengakuan

Suatu aset tetap yang memenuhi syarat untuk diakui sebagai aset harus diukur sebesar biaya perolehan.

Elemen Biaya

Biaya dari suatu aset tetap terdiri dari:

1. biaya perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi dengan diskon pembelian dan potongan lain
2. biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen.

1. estimasi biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi asset.

Contoh biaya yang secara langsung terkait adalah:

1. biaya imbalan kerja (sebagaimana didefinisikan dalam IAS 19 Imbalan Kerja) yang timbul langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap
2. biaya persiapan lokasi,
3. biaya pengiriman awal dan penanganan;
4. biaya instalasi dan perakitan;
5. biaya pengujian apakah aset tersebut berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil penjualan setiap item yang diproduksi, dan
6. biaya/komisi profesional

Contoh biaya yang tidak termasuk biaya aset tetap adalah:

1. biaya pembukaan fasilitas baru,
2. biaya memperkenalkan produk baru atau jasa (termasuk biaya iklan dan kegiatan promosi),
3. biaya untuk menjalankan usaha di lokasi baru atau dengan lingkup pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan staf), dan
4. administrasi dan biaya umum lainnya

Pengukuran Biaya

Biaya perolehan aset tetap adalah harga setara kas pada Tanggal pengakuan.  Satu atau beberapa jenis aset tetap dapat diperoleh dalam pertukaran untuk  aktiva non-moneter, atau kombinasi aktiva non-moneter dan moneter.

Biaya seperti aset tetap tetap diukur sebesar nilai wajar, kecuali

1. transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau
2. nilai wajar aktiva yang diterima  atau diberikan tidak terukur secara andal.

Model Biaya

Setelah pengakuan sebagai aset, suatu aset tetap harus dicatat sebesar biaya dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian akumulasi penurunan.

Model Revaluasi

Setelah pengakuan sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat sebesar jumlah yang dinilai kembali, yang nilai wajarnya pada tanggal penilaian kembali tersebut dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Revaluasi harus dilakukan dengan secara teratur untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang akan ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca.

Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan dari bukti yang berbasis pasar dengan penilaian yang biasanya dilakukan oleh penilai yang berkualifikasi profesional. Nilai wajar asset tetap biasanya sebesar nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.

Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikredit ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun kenaikan tersebut harus diakui di dalam laporan laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah dilakukan sebelumnya dalam laporan laba rugi.

Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Namun penurunan nilai akibat revaluasi tersebut langsung didebit ke dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut.

Penyusutan

Setiap bagian dari suatu aset tetap dengan biaya yang signifikan dalam hubungannya dengan total biaya barang harus disusutkan secara terpisah. Penyusutan yang dibebankan untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali termasuk dalam nilai tercatat aktiva lain.

Penyusutan yang dibebankan untuk periode biasanya diakui dalam laporan laba rugi. Namun, terkadang, manfaat ekonomi masa depan aset tetap diserap untuk memproduksi aset lainnya. Demikian pula, penyusutan aktiva tetap dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan pembangunan dapat dimasukkan dalam biaya aset tidak berwujud. Nilai sisa dan masa manfaat aset harus direview setidaknya setiap akhir tahun keuangan.

Penyusutan diakui walaupun nilai wajar aktiva tersebut melebihi jumlah yang tercatat sebagai residu nilai aktiva selama tidak melebihi nilai tercatat. Perbaikan dan pemeliharaan aset tidak meniadakan kebutuhan untuk depresiasi itu.

Tanah dan bangunan adalah aset dipisahkan dan dicatat secara terpisah, bahkan ketika mereka diperoleh bersama-sama. Dengan beberapa pengecualian, seperti tambang dan situs yang digunakan untuk TPA, tanah tersebut mempunyai masa manfaat terbatas dan karena itu tidak disusutkan. Sedangkan bangunan memiliki masa manfaat yang terbatas, karena itu merupakan aset depresiasi. Peningkatan nilai tanah di mana bangunan berdiri tidak mempengaruhi penentuan nilai aset bangunan.

Metode Penyusutan

Metode penyusutan yang digunakan harus mencerminkan manfaat ekonomi asset diharapkan untuk dikonsumsi oleh entitas di masa depan.

Metode penyusutan yang diterapkan untuk aset harus direview minimum setiap keuangan akhir tahun dan, jika ada telah terjadi perubahan signifikan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan aset, metode harus berubah untuk mencerminkan pola berubah. Perubahan tersebut harus dicatat sebagai perubahan estimasi akuntansi.

Berbagai metode depresiasi dapat digunakan untuk mengalokasikan nilai aset aktiva pada secara sistematis selama masa manfaatnya. Metode ini termasuk

1. metode garis lurus,
2. metode saldo menurun, dan
3. metode unit produksi.

Metode tersebut diterapkan secara konsisten dari waktu ke waktu kecuali ada perubahan pada pola konsumsi manfaat ekonomi aset di masa depan.

Nilai tercatat suatu aset tetap harus dihapus jika:

* pelepasan,
* tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari yang menggunakan
* pembuangan.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aktiva dan peralatan harus dimasukkan dalam laba atau rugi ketika aset tersebut tidak lagi diakui. Keuntungan tidak akan diklasifikasikan sebagai pendapatan.

Pembuangan suatu aset tetap dapat terjadi dalam berbagai cara (misalnya dengan penjualan, dengan memasukkan ke dalam sewa pembiayaan atau sumbangan). Dalam menentukan tanggal pelepasan item.

Penyingkapan

Laporan keuangan untuk setiap kelompok aktiva tetap harus mengungkapkan,:

1. pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto;
2. metode penyusutan yang digunakan;
3. masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
4. jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dan akumulasi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:

–       Penambahan

–       Penjualan

–       akuisisi melalui penggabungan usaha

–        kenaikan atau penurunan yang dihasilkan dari revaluasi dan dari kerugian penurunan nilai yang diakui

–       penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi

–       penyusutan

–       selisih kurs bersih yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional ke dalam suatu mata uang yang berbeda, termasuk penjabaran kegiatan usaha asing ke mata uang penyajian entitas pelaporan;

(Sumber : Standar Akuntansi Internasional)

translasi mata uang asing

Akuntansi bagi translasi valuta asing tidak diragukan lagi merupakan salah satu isu teknis yang paling kontroversial yang dihadapi oleh perusahaan- perusahaan multinasional yang merasa perlu menyiapkan laporan keuangan konsolidasi menyangkut hasil-hasil operasi domestik maupun dari luar negeri. Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan translasi valuta berasal dari fakta bahwa kurs-kurs valuta asing yang digunakan dalam proses translasi jarang konstan. Konsekuensinya, hasil operasi dapat bervariasi, seringkali dengan sangat menyolok, akibat adanya perbedaan dalam kurs-kurs translasi yang dipakai dan disposisi akuntansi dari efek-efek keuangan yang dihasilkannya.

Walaupun sebagian besar isu teknis dalam akuntansi cenderung terpecahkan dengan sendirinya sejalan dengan berlalunya waktu, translasi valuta asing terrnyata merupakan suatu pengecualian. Bahwa tren ini akan terus berlanjut didukung oleh perkembangan-perkembangan seperti runtuhnya dominasi mata uang dolar, pergerakan nilai mata uang yang disetujui oleh pemerintah, dan globalisasi pasar-pasar modal dunia, yang telah meningkatkan pentingnya pelaporan dan pengungkapan keuangan. Perkembangan-perkembanganseperti ini telah berperan besar meningkatkan ketertarikan eksekutif-­eksekutif keuangan, akuntan, dan komunitas keuangan pada pentingnya dan konsekuensi-konsekuensi ekonomi dari translasi valuta asing. Mari kita lihat hakekat dan perkembangan dari teki-teki akuntansi intemasional ini.

Single Rate Method

Berdasarkan pendekatan translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap oleh perusahaan induk sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan mereka sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi lokal tempat dimana perusahaan afiliasi asing tersebut mentraksaksikan urusan bisnisnya. Untuk mempertahankan “rasa” lokal dari laporan valuta, suatu cara harus ditemukan agar translasi bisa dilaksanakan dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling baik adalah penggunaan metode kurs berlaku.

Karena semua laporan keuangan valuta asing sebenarnya dikalikan dengan suatu konstansta, metode translasi ini mempertahankan hasil keuangan dan hubungan asli (misalnya. rasio-rasio keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas individual yang dikonsolidasi. Hanya bentuk perkiraan-perkiraan luar negeri, bukan hakekatnya, yang berubah dalam metode kurs berlaku.

Meskipun menarik dan sederhana secara konseptual, metode kurs berlaku dipersalahkan oleh sebagian orang karena merusak tujuan dasar dari laporan keuangan konsolidasi, yaitu karena menyajikan, untuk keuntungan pemegang saham perusahaan induk, hasil-hasil operasi dan posisi keuangan perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan anaknya dari perspektif valuta tunggal yaitu. mempertahankan valuta pelaporan perusahaan induk sebagai unit pengukuran. Dalam metode kurs berlaku, hasil-hasil konsolidasi akan mencerminkan perspekfif-perspektif valuta dari masing-masing negara tempat dimana perusahaan-perusahaan anak berada. Misalnya, jika sebuah aktiva dip=roleh sebuah perusahaan anak di luar negeri seharga VA 1,000 ketika kursnya adalah VA 1=$1, maka biaya historisnya dari perspektif dolar adalah $1.000; dari perspektif valuta lokal juga $1,000. Jika kurs berubah menjadi VA 5 = $1, biaya historis aset tersebut dari perspektif dolar (translas’ biaya historis) tetap $1,000. Jika valuta lokal tetap dipertahankan sebagai unit pengukuran, nifai aset akan diekspresikan sebesar $200 (translasi kurs berlaku).

Metode kurs berlaku juga dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta lokal dipengaruhi oleh risiko nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa fluktuasi valuta domestik yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi berjalan, merupakan indikator perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva tersebut). Hat ini jarang benar karena nilai persediaan dan aktiva-aktiva tetap di luar negeri umumnya didukung oleh inflasi lokal.

Multiple Rate Methods

Metode-metode kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam proses translasi. 3 metode semacam itu akan dibahas berikut ini.

Metode berlaku-historis. Berdasarkan pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan ditempat-tempat lain sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah perusahaan anak di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan perusahaan induknya dengan menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditranslasikan dengan kurs historis.

Item-item laporan laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata-rata masing-masing bulan operasi atau dengan basis rata-rata tertimbang dari seluruh periode yang akan dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat aset yang bersangkutan diperoleh.

Metodologi ini, sayangnya, memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini kurang memilik justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan kewajiban lancar dan non-lancar tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana yang akan digunakan dalam proses transiasi.

Metode moneter-nonmoneter. Seperti halnya metode berlaku-historis, metode moniter-nonmoneter memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.

Karena item-item moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.

Metode Temporal Menurut pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu proses konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur; metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing, misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan. tidak penilaian aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumiah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan aktiva lain diukur pada harga yang berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh atau terjadi (harga historis). Meskipun begitu, beberapa diantaranya diukur berdasarkan harga yang berlaku pada tanggal laporan keuangan (harga berjalan), seperti persediaan dibawah aturan biaya atau pasar. Pendek kata, ada dimensi waktu yang berkaitan dengan nilai-nilai uang ini.

Menurut Lorensen, cara terbaik untuk mempertahankan basis-basis akuntansi yang digunakan untuk mengukur item-item valuta asing adalah dengan mentranslasikan jumlah uang luar negerinya dengan kurs yang berlaku pada tanggal pengukuran uang luar negeri berlangsung. Prinsip temporal dengan demikian menyatakan bahwa

uang, piutang, dan hutang yang diukur pada jumlah yang dijanjikan seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Aktiva dan kewajiban yang diukur pada harga uang seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal yang berkenaan dengan harga uang tersebut.

Keuntungan dan Kerugian Translasi

Perlakuan-perlakuan akuntansi menyebabkan penyesuaian-penyesuaian intemasional ini sama beragamnya dengan prosedur-prosedur translasi yang melatarbelakanginya. Karenanya, solusi-solusi yang masuk akal atas masalah bagaimana memperlakukan “keuntungan atau kerugian” translasi ini sangat dibutuhkan.

Pendekatan-pendekatan atas akuntansi bagi penyesuaian translasi dimulai dari pendekatan deferral (penundaan) hingga pendekatan yang tidak mengharuskan penundaan sama sekali, dengan perlakuan-perlakuan hibrida diantara keduanya.

Mayor deferal.Memasukkan penyesuaian-penyesuaian translasi dalam laba berjalan secara umum umum ditentang dengan alasan bahwa penyesuaian-penyesuaian tersebut hanyalah produk dari proses penyajian ulang. Yaitu, perubahan-perubahan dalam valuta domestik ekivalen dari aktiva bersih perusahaan anak di luar negeri “belum terealisasi”, tidak memiliki efek atas arus kas valuta lokal yang ditimbulkan oleh entitas di luar negeri yang mungkin sedang melakukan investasi ulang atau membayar kembali kepada perusahaan induk. Memasukkan penyesuaian-penyesuaian semacam itu dalam laba berjalan, dengan demikian, akan menyesatkan. Dalam situasi-situasi ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.

Meskipun begitu, pendekatan deferral, mungkin ditentang dengan alasan bahwa nilai tukar tidak kembali ke keadaan semula dengan sendirinya. Bahkan jika hal itu terjadi, penyesuaian-penyesuaiati deferral atau transaksi akan didasari pada prediksi nilai tukar, upaya yang paling susah dalam praktik. Situasi-situasi bisa timbul dimana hasil-hasil operasi mengalami salah saji hanya karena kesalahan peramalan. Bagi beberapa pihak, penundaan kerugian atau keuntungan translasi menutupi perilaku perubahan nilai tukar; yaitu, perubahan-perubahan kurs merupakan fakta historis dan pemakai-pemalcai laporan keuanganakan terlayani dengan baik jika dampak-dampak fluktuasi nilai tukar dicatat ketika dampak-dampak ini muncul. Menurut FAS No. 8(paragraf 199), “Kurs selalu berfluktuasi; akuntansi seharusnya tidak memberi kesan bahwa kurs tersebut stabil”.

Deferral dan Amortisasi. Beberapa pengamat menyukai penundaan keuntungan dan kerugian translasi dan mengamortisasikan penyesuaian-penyesuaian ini selama usia item-item neraca yang bersangkutan. Apresiasi marka terhadap dolar antar tanggal konsolidasi menghasilkan kerugian translasi. Berdasarkan asumsi bahwa biaya dari aset termasuk pengorbanan yang diperlukan untuk mengurangi dan menghapus kewajiban yang terkait, kerugian translasi akan diperlakukan sebagai bagian dari biaya aset yang bersangkutan dan diamortisasikan menjadi beban selama usia produktif aset Tersebut.

No deferral. Pilihan ketiga dalam akuntansi bagi keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian atau keuntungan tersebut dalam laporan laba-rugi secepatnya. Penundaaan macam apapun dianggap semu dan menyesatkan. Selain itu, kriteria-kriteria penundaan dianggap tidak mungkin diimplementasikan dan secara internal tidak konsisten. Jadi, pendekatan tradisionalnya adalah mengakui kerugian dengan segera tetapi hanya mengakui keuntungan sejauh keuntungan tersebut telah terealisasi. Walaupun bersifat konservatif, penundaan keuntungan translasi semata-mata dilakukan karena keuntungan “menolak” bahwa perubahan kurs telah terjadi.

Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba berjalan, sayangnya, berarti melibatkan elemen random dalam laba yang bisa mengakibatkan gejolak laba yang signifikan setiap kali nilai tukar berubah. Selain itu, memasukkan keuntungan dan kerugian “di atas kertas” semacam itu ke dalam laba yang dilaporkan bisa menyesatkan pembaca laporan keuangan, karena penyesuian-penyesuaian ini tidak selalu menyediakan informasi yang cocok dengan dampak ekonomi yang diharapkan dari perubahan kurs atas arus kas perusahaan

Laba rugi atas transaksi multi kurs

Metode Konversi Mata Uang Asing

Ada empat pendekatan dasar yang relevan untuk menjabarkan laporan keuangan dalam mata uang asing ke dalam mata uang domistik (Rupiah) atau sebaliknya, yaitu :

Metode lancar-Tak lancar (current-non current)
Menjabarkan akun-akun lancar (Current Account) pada kurs sekarang, serta akun-akun tidak lancar (non-current account) pada kurs historis (historical currency).
Dalam metode ini, Aktiva tetap, Modal dan Laba Ditahan (Retained Earning) dijabarkan dengan menggunakan kurs historis atau kurs pada tanggal transaksinya. Sedangkan Kas, Piutang, dan Persediaan dijabarkan atau dijabarkan dengan menggunakan kurs pada saat laporan dibuat.

Metode Moneter-Non moneter
Mengkonversikan aktiva dan kewajiban MONETER pada KURS SEKARANG (current exchange rate), sedangkan aktiva dan kewajiban NON-MONETER diubah dengan menggunakan KURS HISTORIS (historical exchange rate).

Metode Temporal
Mengkonversikan Aktiva dan kewajiban yang dinilai pada HARGA MASA LALU (historical value), SEKARANG (current value) dan MASA DEPAN (future value) sedemiakian rupa sehingga mereka bisa dinilai dengan prinsip akuntansi yang sama.
Misal : Kas, utang dan piutang, aktiva dan kewajiban yang dinilai pada harga masa lalu dijabarkan kedalam kurs historis. And… vice versa…..

Metode Kurs Sekarang
Menjabarkan seluruh aktiva dan kewajiban pada kurs sekarang. Semua account dikonversikan dengan menggunakan rate pada saat laporan dibuat.

Ketentuan PSAK No. 10 (Transaksi mata uang asing selain kontrak berjangka)

Untuk transaksi mata uang asing selain kontrak berjangka maka :

1). Pada tanggal transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, penerimaan, pengeluaran, keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi tersebut harus dinail dan dicatat dalam mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
2). Pada setiap tanggal neraca, saldo yang tercatat dalam mata uang selain mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs sekarang.
3). Post aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia.
4). Post non moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi.
5). Post non moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.

Model-model Penggunaan Multi Kurs, Alur dan Laba-Ruginya.
Ada banyak varian modelnya, akan tetapi pada dasarnya hanya ada 4 model varian yang significantly berbeda :
Model-1
Seluruh atau sebagian uang masuknya dalam mata uang asing , sedangkan segala pengeluaran mempergunakan mata uang lokal (Rupiah) murni. Sistem Informasi Akuntansi dan Keuangannya (yang biasa disebut FIS = Financial Information System) menggunakan mata uang lokal juga.

Perusahaan yang menggunakan model ini biasanya typically perusahaan-perusahaan lokal yang beroreintasi export atau perusahaan lokal yang pasarnya berada di luar negeri dan revenue diperoleh dalam mata uang asing.

Siklus perubahan mata uangnya (e.i : mata uang asingnya adalah USD) :

Revenue (USD) masuk ke rekening USD –>> di transfer ke rekening IDR (dengan konversi pada nilai tukar tertentu) –>> dari rekening IDR di tarik dalam bentuk cash (pindah ke petty cash untuk kemudian dikeluarkan) atau dalam bentuk check atau di transfer ke rekening vendor dalam bentuk rupiah juga à dicatat ke dalam FIS dalam mata uang Rupiah juga (tidak mengalami perubahan).

Bentuk singkatnya : USD –>> IDR (satu kali konversi)

Kemungkinan laba-rugi atas Kurs (Currency Gain/Lost) hanya timbul apabila terjadi penjualan kredit dan menerapkan accrual bases accounting.
Misalnya :
Dikirimkan barang dagangan dengan nilai invoice USD 10.00, rate pada saat itu 1 USD = Rp 9000,-
–>> Dicatat :
[Debit] : Piutang Dagang = Rp 90,000,-
[Credit] : Penjualan = Rp 90,000,-

Sebulankemudian pembayaran diterima sebesar USD 10.00, sedangkan rate pada saat itu 1 USD = Rp 9100,-
–>> Dicatat :
[Debit] : Kas = Rp 91,000,-
[Credit] : Piutang = Rp 90,000,-
[Credit] : Laba kurs = Rp 1,000,-

Model-2

Seluruh atau sebagian uang masuknya dalam mata uang asing, sedangkan pengelurannya menggunakan mata uang campuran (misalnya : USD dan Rupiah), dicatat dalam bentuk mata uang lokal murni (Rupiah).

Model ini bisa jadi dipakai oleh perusahaan-perusahaan yang sama seperti pada model-1.

Siklus Perubahan mata uangnya (Misalnya : mata uang asingnya adalah USD) :

Pendapatan (USD) masuk ke rekening USD –>> di transfer seluruhnya atau sebagian ke rekening IDR –>> pengeluaran (pembayaran) dalam bentuk IDR atau USD –>> pengeluaran di catat ke dalam pembukuan yang menggunakan mata uang IDR.

Bentuk singkatnya : USD –>> IDR à USD –>> IDR (2 kali konversi)

Kasus Kemungkinan laba-rugi atas Kurs (Currency Gain/Lost) disamping terjadi akibat penjualan kredit juga sangat mungkin terjadi pada saat dilakukan pembayaran kepada vendor yang menjual barangnya dengan nilai USD tetapi meminta pembayaran di transfer ke rekening IDR mereka.

Model-3

Seluruh atau sebagian uang masuknya menggunakan mata uang asing sedangkan segala pengeluaran menggunakan mata uang lokal (Rupiah) akan tetapi FIS –nya menggunakan mata uang asing (USD, EURO, DM, AUD, Yen, or else).

Model ini biasanya diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang berbentuk representative (BUT) atau perusahaan-perusahaan yang memiliki parent company di luar negeri.

Siklus perubahan mata uangnya :

Dana masuk ke rekening USD dalam bentuk USD tentunya –>> di transfer ke rekening IDR dengan mengkonversikan USD ke bentuk Rupiah (dengan rate tertentu) –>> ditarik cash atau diterbitkan check/BG Rupiah –>> disbursement à dicatat ke dalam FIS dalam bentuk USD dengan mengkonversikan nilai transaksi Rupiah ke USD.

Bentuk singkatnya : USD –>> IDR –>> USD (mengalami 2 kali konversi)

Author’s view :

Jika dana yang diterima oleh anak perusahaan hanya berupa pemindahan buku saja (semua penjualan diakui di perusahaan induk), maka sesunggunya tidak ada laba-rugi atas kurs yang timbul. Karena konversi dari USD ke Rupiah kemudian di konversikan lagi ke USD hanya untuk kebutuhan translasi saja, bukan transaksi.

Laba rugi hanya terjadi pada perusahaan induk. Itupun hanya pada pengakuan perolehan atas aktiva tetap (aktiva tak lancar lainnya) yang nilainya bisa jadi meningkat atau menurun akibat fluktuasi nili tukar mata uang yang terjadi antara mata uang (yang di keluarkan dalam bentuk rupiah) di negaranya anak perusahaan dengan mata uang Negaranya perusahaan induk.

Model-4 :

Seluruh uang masuknya dalam mata uang lokal (Rupiah), tetapi dalam pengeluarannya sebagian besar menggunakan mata uang asing, dicatat ke pembukuan dalam mata uang lokal murni (Rupiah).

Model ini biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan importer, yang dalam kegiatan usahanya menggunakan barang dagangan yang diimport dari luar negeri untuk kemudian di jual di dalam negeri dalam mata uang Rupiah. Atau perusahaan-perusahaan manufaktur yang menggunakan bahan baku atau bahan penolong dalam jumlah (volume) yang signifikan.

Siklus perubahan mata uangnya :

Pendapatan masuk ke rekening IDR –>> ditransfer ke tekening USD dengan mengkonversikan IDR ke USD –>> dibayarkan ke vendor di luar negeri dalam mata uang USD –>> dicatat ke dalam mata uang Rupiah

Bentuk singkatnya : IDR –>> USD –>> IDR (mengalami 2 kali konversi)

Potensi laba-rugi atas kurs sama persis seperti pada model-1, hanya saja di sini terjadi pada saat pengkuan atas pelunasan utang yang ditimbulkan oleh pembelian kredit. Hanya saja di model ini, Perusahaan akan memperoleh laba atas kurs pada saat Nilai Rupiah melemah.

sumber:

http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/27/translasi-valuta-asing/

http://putra-finance-accounting-taxation.blogspot.com/2007/11/laba-rugi-atas-transaksi-multi-kurs.html

AKUNTANSI INTERNASIONAL

LATAR BELAKANG

Di era globalisasi yang sangat cepat dengan kemajuan tekhnolgi, aktivitas pasar modal pun dituntut untuk setara dalam memberi kemampuan menghasilkan informasi. Akuntansi adalah hal yang di lihat dalam memainkan peran untuk menghasilkan informasi, yang berguna bagi pihak internal maupun pihak eksternal. Tujuan dari akuntansi adalah menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan untuk membuat keputusan ekonomi.

Akuntansi memberikan seluruh kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memfasilitasi alokasi pemusatan sumber dana oleh pengguna. Jika informasi tersebut dapat di andalkan maka sumber daya yang terbatas dapat di alokasikan secara optimal dan efesien.

Akuntansi Internasional mempunyai peran yang sangat kompleks, dimana ruang lingkup pelaporannya ialah perusahaan yang multinasional dengan operasi dan transaksi lintas Negara dengan kewajiban pelaporannya terhadap pengguna pelaporan di Negara lain.

Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) memberi pedoman tentang akuntansi, yakini:

  1. Pengukuran

Pengukuran atau penilaian adalah penentuan jumlah rupiah sebagai unit pengukur suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan.

  1. Pengakuan

Pengakuan ialah suatu jumlah rupiah (kos) kedalam system akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan.

  1. Penyajian

Pengungkapan berarti pembeberan hal hal informative yang di anggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat dinyatakan melalui laporan keuangan utama dan cara cara penyampaiannya.

  1. Pengauditan

Pengauditan ialah membahas prinsip, prosedur, dan teknik pengauditan laporan keuangan untuk member pendapat tentang kewajaran penyajian laporan keuangan.

SUDUT PANDANG SEJARAH

Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan dunia usaha, para usaha atau pedagang akan selalu membandingkan antara jumlah harta yang dimiliki saat mulai berusaha/berangkat berdagang dengan saat kembali.

Pada abad ke 14 para pedagang dari Genoa mulai mengadakan percatatan secara sederhana. Dengan terbitnya buku berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, Pro Portioni et Proportionality, yang disusun oleh Lucas Paciolo pada tahun 1494, pembukuan mulai dilakukan secara sistematis dengan menggunakan system berpasangan.

System buku berpasangan ini berkembang di Eropa khususnya belanda yang lebih dikenal dengan system Kontinental. Kemudian pada abad ke 19 teori dan praktek pembukuan berpasangan dikembangan oleh Amerika serikat menjadi accounting. System akuntansi yang berkembang di AS ini dikenal sebagai system Anglo-Saxon.

DEFINISI

Akuntansi internasional memperluas akuntansi yang bertujuan umum yang berorientasi nasional, dalam arti luas untuk Analisa komparatif internasional, Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya yang unik bagi transaksi-transaksi bisnis mulitnasional, kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional, dan harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik, organisasi, profesi dan pembuatan standar.

Menurut Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia.

Internasionalisasi Profesi Akuntansi

Komunitas investasi internasional akan menginginkan kerjasama internasional antar akuntan-akuntan profesional dan bahwa organisasi – organisasi akuntansi internasionaal harus mampu memberikan keharmonisan profesional yang lebih baik diseluruh dunia.

Praktik Profesional Internasional

Praktik internasional dari akuntansi profesional terdapat dalam 3 tingkat, yang hampir pararel dengan struktur sektor sektor industri dalam ekonomi atau pola organisasional umum dari sistem penyediaan jasa professional.

TUJUAN

Tujuan di bentuknya Akuntansi Internasional adalah untuk meningkatkan daya banding laporan keuangan terutama bagi perusahaan multinasional yang beroperasi di berbagai belahan dunia.

Adapun alasan-alasan yang mempengaruhi perusahaan melakukan bisnis internasional adalah:

  1. Memperluas pemasaran atau penjualan

Hal ini terjadi sebab mungkinsaja sebuah perusahaan mempunyai kapasitas produksi berlebih dan tidak ada lagi peluang memasarkan dan menjual produk di Negara tempat perusahaan tersebut berada.

  1. Memperoleh akses bahan baku dan faktor-faktor produksi lain

Perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan dan agricultural harus mencari Negara dimana sumber daya alam atau iklim memungkinkan perusahaan tersebut menjalankan aktivitasnya.

  1. Mendapatkan akses pengetahuan, khususnya teknologi

Akses teknologi sangat diperlukan karena dengan dikuasainya teknologi ini akan meningkatkan daya saing perusahaan dalam kompetisi di pasar global.

Beberapa cara yang bisa ditempuh oleh perusahaan dalam menjalankan bisnis internasional adalah:

  1. Ekspor dan impor
  2. Kontrak manajemen
  3. Pemakaian lisensi
  4. investasi

KONVERGENSI DAN HARMONISASI STANDAR AKUNTANSI

Hampir sebagian besar Negara di dunia saat ini menerapkan konsep standar akuntansi mereka untuk beralih kepada standar akuntansi keuangan internasional, pengaruh globalisasi bisnis yang mengikuti perkembangan zaman.  Globalisasi bisnis tampak dari perdagangan bebas antar Negara yang mengakibatkan munculnya banyak perusahaan multinasional, hal ini berpengaruh pula pada kebutuhan akan harmonisasi akan suatu standar yang berlaku kepada seluruh dunia.

Harmonisasi menyatakan proses dalam peningkatan kompatibilitas atau kesesuaian praktik akuntansi terhadap penentuan batasan-batasan besar praktik-praktik yang beragam. Standar harmonisasi ini terlepas dari konflik logika dan dapat meningkatkan daya banding informasi keuangan yang bersumber dari berbagai Negara di dunia. Secara singkat, harmonisasi standar akuntansi dapat di artikan bahwa suatu perusahaan tidak akan mengikuti secara penuh standar yang ditetapkan oleh internasional, namun hanya akan menyesuaikan terhadap standar tersebut tanpa adanya pertentangan peraturan.  Akhir-akhir ini, sejumlah perusahaan yang memperoleh tambahan dana dari luar negaranya dan para investor yang berusaha untuk melakukan diversifikasi investasi secara internasional menghadapi beberapa kendala yakini perbedaan nasional dalam hal akuntansi, pengungkapan, dan audit.

Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam konteks standar internasional berarti nantinya ditujukan hanya akan ada satu standar. Satu standar itulah yang kemudian berlaku menggantikan standar yang tadinya dibuat dan dipakai oleh negara itu sendiri. Sebelum ada konvergensi standar biasanya terdapat perbedaan antara standar yang dibuat dan dipakai di negara tersebut dengan standar internasional. Konvergensi standar akan menghapus perbedaan tersebut perlahan-lahan dan bertahap sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar negara tersebut dengan standar yang berlaku secara internasional.

Harmonisasi akuntansi mencakup:

  1. standar akuntansi yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapannya
  2. pengungkapan yang dibuat oleh perusahan-perusahan public yang berhubungan dengan adanya surat berharga dan pencatatan terhadap bursa efek
  3. standar audit

sedangkan dilakukannya harmonisasi standar akuntansi keuangan internasional tidak lepas dari keuntungan dan kerugian yang di peroleh, menurut survey yang telah dilakukan memperoleh hasil sebagai berikut:

keuntungan:

  1. secara umum semua pelaporan keuangan menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa induk, karena bahasa inggris digunakan oleh seluruh dunia.
  2. Semua kalangan usaha akan mengalami suatu manfaat yang cukup bernilai mengenai perencanaan biaya, biaya system dan pelatihan.

Kerugian:

  1. Perpajakan dan jaminan social berpengaruh terhadap efisiensi nasional. Persetujuan akan system perpajakan akan menjadi pendirian seperi system kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dalam persaiangan antar Negara.

Sedangkan manfaat yang didapat dengan adanya harmonisasi global yakni:

  • Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambaran berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
  • Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik, portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang
  • perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi
  • Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.

IFRS

(International Financial Report Standar)

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang di didirikan oleh Internasional Accounting Standard Board (IASB). Standar akuntansi internasional disusun oleh organisasi dunia yaitu:

  1. Badan standar akuntansi internasional (IASB)
  2. Komisi masyarakat eropa (EC)
  3. Organisasi internasional pasar modal (IOSOC)
  4. Federasi akuntansi internasional (IFAC)

IFRS adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Standar akuntansi keuangan nasional saat ini sedang dalam proses secara bertahap menuju konvergensi secara penuh dengan IFRS yang dikeluarkan oleh IASB. Selain peran regulator, AEI punya kepentingan sebagai asosiasi harus memberdayakan anggotanya supaya investor di luar negeri bisa melihat acuan yang sama kalau kita sudah beradaptasi ke IFRS. Tentang tujuan penerapan IFRS adalah memastikan bahwa penyusunan laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimasukkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang terdiri dari :

  1. Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan mmengandung infomasi berkualitas tinggi
  2. Tranparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
  3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
  4. Meningkatkan investasi

Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB)

Yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999 dalamIntan Immanuela, puslit2.petra.ac.id)

Struktur yang diterapkan dalam IFRS adalah:

  1. International Financial Reporting Standar (IFRS) diterbitkan tahun 2001
  2. International Accounting Standards (IAS) diterbitkan sebelum tahun 2001
  3. International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC)
  4. Standing Interpretations Committee (SIC)

METODE AKUSISI DALAM PENGGABUNGAN USAHA

Dalam penyataan IFRS bahwa, “An entity shall account for each business combination by applying the acquisition method.” [IFRS 3 (2008), par. 4]. Pernyataan diatas mengidentifikasikan segala bentuk penggabungan usaha dalam IFRS disebut dengan transaksi akusisi (pembelian). Pihak pembeli (acquirer) mengeluarkan sejumlah dana untuk membeli suatu bisnis yang memiliki tujuan untuk memperoleh hak dalam mengendalikan bisnis tersebut, dan pihak penjual merupakan pemilik lama yang mengendalikan bisnis tersebut.

Masing – masing pihak yang terlibat dalam bisnis bersedia dan memiliki informasi yang akurat dalam transaksi yang terjadi. Pernyataan ini merupakan nilai wajar baik untuk mengukur beban yang tengah dikeluarkan dalam akusisi.

Metode yang digunakan dalam akusisi:

1. Mengidentifikasi pihak pengakuisisi (acquirer)

2. Menentukan tanggal akuisisi

3. Mengidentifikasi, mengakui, dan mengukur asset yang diakuisisi dan liabilitas yang ditanggung, serta mengakui dan mengukur kepentingan non-pengenali.

4. Mengakui dan mengukur goodwill atau keuntungan dari pembelian murah.

Akusisi di definisikan sebagai transaksi-transaksi yang mengakibatkan diperolehnya kendali oleh suatu pihak yang mengakusisi terhadap pihak yang di akusisi. Tanggal akuisisi harus ditetapkan karena nilai-nilai wajar asset, liabilitas, dan ekuitas yang dipertukarkan dalam penggabungan usaha didasarkan pada tanggal akuisisi. Tanggal akuisisi (acquisition date) adalah tanggal diperolehnya kendali (control) oleh pihak pengakuisisi (acquirer) atas bisnis yang diakuisisi (acquiree). Tanggil ini mungkin saja berbeda dengan tanggal pertukaran ketika pengorbanan diserahkan oleh pihak pengakuisisi kepada pihak penjual.

Selanjutnya, semua harta yang didapatkan dan kewajiban yang dibebankan dari bisnis yang diakuisisi harus diidentifikasi, diakui, dan diukur nilai-nilai wajarnya. IFRS 3 menegaskan bahwa pembelian asset dan liabilitas harus merupakan sebuah bisnis untuk dapat diperlakukan dengan metode akuisisi. Pembelian asset atau pengalihan liabilitas yang bukan merupakan sebuah bisnis harus diperlakukan sebagai pembelian asset atau pengalihan liabilitas secara umum, tanpa adanya pengakuan goodwill.

Dalam IFRS, goodwill di konsep sebagai, “An asset representing the future economic benefits arising from other assets acquired in a business combination that are not individually identified and separately recognised. (Asset yang mencerminkan manfaat ekonomi di masa depan yang berasal dari asset-asset lainnya yang diakuisisi melalui penggabungan usaha yang tidak teridentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah.)” [IFRS 3 (2008), App. A]

Sumber berita:

http://asil4dworld.wordpress.com/2009/05/28/harmonisasi-dan-konvergensi-standar-akuntansi/

http://wikipedia.com

http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/harmonisasi-akuntansi-internasional.html

http://www.warsidi.com/2010/03/metode-akuisisi-dalam-penggabungan.html

http://ucupneptune.blogspot.com/2007/11/mengapa-akuntansi-internasional.html

http://google.com

Computer Assisted Manufacturing

Computer Assisted Manufacturing.
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Computer-aided manufaktur (CAM) adalah penggunaan perangkat lunak komputer untuk mengendalikan peralatan mesin dan mesin terkait dalam pembuatan benda kerja. Ini bukan definisi hanya untuk CAM, tetapi yang paling umum; CAM juga dapat merujuk kepada penggunaan komputer untuk membantu dalam seluruh operasi sebuah pabrik, termasuk perencanaan, manajemen transportasi, dan penyimpanan. Tujuan utamanya adalah untuk. membuat proses produksi lebih cepat dan komponen dan perkakas dengan dimensi yang lebih tepat dan konsistensi material, yang dalam beberapa kasus, hanya menggunakan jumlah yang diperlukan bahan baku (dengan demikian meminimalkan limbah), sementara secara bersamaan mengurangi konsumsi energi.
CAM merupakan proses dibantu komputer berikutnya setelah komputer-aided design (CAD) dan kadang-kadang teknik komputer-dibantu (CAE), sebagai model yang dihasilkan dalam CAD dan diperiksa CAE dapat menjadi masukan ke dalam perangkat lunak CAM, yang kemudian mengontrol alat mesin.
CAM atau pemanufakturan berbantuan computer merupakan seperangkat teknologi yang menggunakan computer untuk perencanaan, pengimplementasian, dan pengendalian produksi melalui pemanfaatan kapasitas dan sumber pemanufakturan. CAM merupakan payung yang melindungi berbagai proses pemanufakturan berbasis computer.

Ikhtisar
Secara tradisional, CAM telah dianggap sebagai kontrol numerik (NC) pemrograman alat, dimana dua dimensi (2-D) atau tiga-dimensi (3-D) dan model komponen yang dihasilkan dalam perangkat lunak CAD yang digunakan untuk menghasilkan G-kode untuk drive komputer dikontrol secara numerik (CNC) mesin perkakas. Desain sederhana seperti lingkaran baut atau kontur dasar tidak memerlukan mengimpor file CAD.
Seperti halnya lain “Computer-Aided” teknologi, CAM tidak menghilangkan kebutuhan bagi para profesional terampil seperti insinyur manufaktur, programer NC, atau teknisi. CAM, pada kenyataannya, memanfaatkan baik nilai profesional manufaktur paling terampil melalui alat produktivitas canggih, sambil membangun keterampilan profesional baru melalui visualisasi, simulasi dan alat optimasi.

Sejarah
Aplikasi komersial pertama CAM berada di perusahaan besar dalam industri otomotif dan dirgantara misalnya UNISURF pada tahun 1971 di Renault untuk desain mobil tubuh dan perkakas.
Secara historis, CAM software dipandang memiliki beberapa kekurangan yang memerlukan tingkat keterlibatan yang terlalu tinggi oleh teknisi CNC terampil. Bera menciptakan software CAM pertama, tetapi ini memiliki kelemahan yang parah dan langsung dibawa kembali ke dalam tahap pengembangan [rujukan?] CAM kode software output akan untuk mesin yang mampu paling tidak, karena setiap kontrol alat mesin ditambahkan pada set G-kode standar. untuk meningkatkan fleksibilitas. Dalam beberapa kasus, seperti benar mengatur CAM software atau alat tertentu, mesin CNC diperlukan pengeditan manual sebelum program akan berjalan dengan baik. Tak satu pun dari masalah ini sangat dapat diatasi bahwa seorang insinyur bijaksana atau operator mesin terampil tidak bisa diatasi untuk prototipe atau produksi kecil berjalan; G-Code adalah bahasa sederhana. Dalam produksi tinggi atau toko presisi tinggi, yang berbeda dari kendala yang muncul di mana masinis CNC berpengalaman harus kedua program tangan-kode dan menjalankan software CAM.
Integrasi CAD dengan komponen lain dari CAD / CAM / CAE Produk manajemen siklus hidup (PLM) lingkungan membutuhkan pertukaran data CAD yang efektif. Biasanya sudah perlu memaksa operator CAD untuk mengekspor data dalam salah satu format data umum, seperti IGES atau STL, yang didukung oleh berbagai perangkat lunak. Output dari perangkat lunak CAM biasanya adalah file teks sederhana G-kode, kadang-kadang ribuan perintah yang panjang, yang kemudian ditransfer ke mesin perkakas dengan menggunakan kontrol numerik langsung (DNC) program.
paket CAM tidak bisa, dan masih tidak bisa, alasan sebagai teknisi bisa. Mereka tidak bisa toolpaths mengoptimalkan sejauh diperlukan produksi massal. Pengguna akan memilih jenis alat, proses pemesinan dan jalur yang akan digunakan. Sementara seorang insinyur mungkin memiliki pengetahuan tentang pemrograman g-kode, optimasi kecil dan memakai senyawa masalah dari waktu ke waktu. Diproduksi secara massal item yang membutuhkan mesin sering awalnya diciptakan melalui casting atau beberapa metode non-mesin lainnya. Ini memungkinkan tulisan tangan, pendek, dan sangat dioptimalkan g-kode yang tidak dapat dihasilkan dalam satu paket CAM.
Setidaknya di Amerika Serikat, ada kekurangan muda, teknisi terampil memasuki angkatan kerja dapat tampil di ekstrem manufaktur; presisi tinggi dan produksi massal [rujukan?]. Sebagai perangkat lunak CAM dan mesin menjadi lebih rumit, keterampilan yang dibutuhkan dari masinis atau uang muka mesin operator untuk mendekati bahwa seorang programmer komputer dan insinyur daripada menghilangkan masinis CNC dari angkatan kerja.

Khas bidang yang menjadi perhatian:
• High Speed Machining, termasuk perampingan jalur alat
• Multi-fungsi Machining
• 5 Axis Machining
• Fitur pengakuan dan permesinan
• Otomasi Machining proses
• Kemudahan Penggunaan

Mengatasi kekurangan sejarah
Seiring waktu, kekurangan sejarah CAM sedang dilemahkan, baik oleh penyedia solusi niche dan penyedia solusi high-end. Hal ini terjadi terutama dalam tiga arena:
1. Kemudahan penggunaan
2. Manufaktur kompleksitas
3. Integrasi dengan PLM dan perusahaan yang diperluas

Kemudahan dalam penggunaan
Bagi pengguna yang baru saja dimulai sebagai pengguna CAM, out-of-the-box kemampuan menyediakan Proses Wizards, template, perpustakaan, kit alat mesin, mesin otomatis berdasarkan fitur dan fungsi pekerjaan spesifik antarmuka pengguna tailorable membangun kepercayaan pengguna dan kecepatan kurva belajar.
Pengguna keyakinan lebih jauh dibangun di visualisasi 3D melalui integrasi yang lebih dekat dengan lingkungan CAD 3D, termasuk kesalahan-menghindari simulasi dan optimasi.

Manufaktur kompleksitas
Lingkungan manufaktur semakin kompleks. Kebutuhan untuk CAM dan alat PLM oleh insinyur manufaktur, programmer NC atau masinis mirip dengan perlunya bantuan komputer dengan sistem pilot pesawat modern. Mesin modern tidak dapat benar digunakan tanpa bantuan ini.
sistem CAM hari ini mendukung berbagai macam peralatan mesin termasuk: mengubah, 5 mesin EDM sumbu dan kawat. Hari CAM pengguna dapat dengan mudah menghasilkan jalan alat efisien, optimal alat tilt axis untuk tingkat umpan yang lebih tinggi dan dioptimalkan Z sumbu kedalaman pemotongan serta mendorong operasi non-sektor seperti spesifikasi menyelidik gerakan.

Integrasi dengan PLM dan perusahaan yang diperluas
Hari ini kompetitif perusahaan dan sukses telah menggunakan PLM untuk mengintegrasikan dengan operasi perusahaan manufaktur dari konsep melalui dukungan bidang produk jadi.
Untuk memastikan kemudahan penggunaan sesuai dengan tujuan pengguna, modern CAM solusi yang terukur dari sistem CAM yang berdiri sendiri untuk satu set 3D solusi terintegrasi penuh multi-CAD-. Solusi ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan yang lengkap personel manufaktur termasuk perencanaan bagian, dokumentasi toko, manajemen sumber daya dan manajemen data dan pertukaran.

Proses Machining
Kebanyakan mesin berlangsung melalui empat tahap, masing-masing yang dilaksanakan oleh berbagai strategi dasar dan canggih, tergantung pada material dan perangkat lunak yang tersedia. Tiga tahapan itu adalah:
a. Hidup seadanya
Proses ini dimulai dengan saham mentah, yang dikenal sebagai billet, dan luka sangat kasar untuk membentuk model akhir. Di penggilingan, hasilnya sering memberikan tampilan teras, karena strategi telah mengambil keuntungan dari kemampuan untuk memotong model horizontal. strategi yang umum adalah zig-zag kliring, kliring offset, hidup seadanya terjun, istirahat-hidup seadanya.

b. Semi-finishing
Proses ini dimulai dengan bagian mengasarinya yang tidak merata mendekati model dan memotong ke dalam jarak offset tetap dari model. Lewat semi-finishing harus meninggalkan sejumlah kecil bahan sehingga alat ini dapat memotong akurat sambil menyelesaikan, tetapi tidak begitu kecil bahwa alat dan bahan menangkis bukan geser. strategi umum adalah raster berlalu, melewati permukaan air, konstan langkah-over berlalu, penggilingan pensil.
c. Finishing
Finishing melibatkan lulus lambat seluruh materi dalam langkah-langkah yang sangat halus untuk menghasilkan bagian selesai. Dalam menyelesaikan, langkah antara satu lulus dan lain minimal. Feed tingkat rendah dan kecepatan spindle dibangkitkan untuk menghasilkan permukaan yang akurat.

Contour penggilingan
Dalam penggilingan aplikasi pada perangkat keras dengan lima atau lebih sumbu, proses finishing terpisah yang disebut contouring dapat dilakukan. Alih-alih mengundurkan diri secara bertahap halus untuk mendekati permukaan, benda kerja diputar untuk membuat permukaan pemotongan alat bersinggungan dengan fitur bagian yang ideal. Hal ini menghasilkan permukaan akhir yang sangat baik dengan akurasi dimensi tinggi.

Perangkat Lunak
Lihat juga: Daftar perusahaan CAM dan: Kategori: perangkat lunak manufaktur Computer-aided
10 produk perangkat lunak terbesar CAM dan perusahaan, dengan pembayaran pengguna akhir pada tahun 2008 [8] adalah, diurutkan sesuai abjad:
• CATIA dari Dassault Systèmes
• Cimatron dari kelompok Cimatron
• Edgecam dari Planit, sebelumnya Pathtrace
• Mastercam dari CNC Software
• NX dari Siemens PLM Software
• Powermill dari Delcam
• Pro / E dari PTC
• Space-E/CAM dari NDE
• Tebis dari Tebis AG
• WorkNC dari Sescoi

Produk CAM lain dan perusahaan Alphacam, BobCAD, CAMWorks, Dolphin, ESPRIT, GCAM, GIBcam, GibbsCAM, GoElan, MazaCAM, MetaCAM, OneCNC, SolidCAM, SprutCAM, SUM3D, SURFCAM, T-FLEX, TopSolid, VisualMILL, dan VoluMill.

etika dalam akuntansi….

ETIKA DALAM AKUNTANSI ( CREATIVE ACCOUNTNG, FRAUD AUDTING/ACCOUNTING)


“Creative accounting’ menurut Amat, Blake dan Dowd [1999] adalah sebuah proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk didalamnya standar, teknik dsb.) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan.
Naser [1993] dalam Amat et.al. [1999] medefinisikan ‘creative accounting’ sebagai berikut:
The process of manipulating accounting figures by taking advantage of loopholes in accounting rules and the choice of measurement and disclosure practices in them to transform financial statements from what they should be, to what prepares would prefer to see reported, …..and The process by which transactions are structured so as to produce the required accounting results rather than reporing transaction in neutral and consistent way.

Stolowy dan Breton [2000] menyebut ‘creative accounting’ merupakan bagian dari ‘accounting manipulation’ yang terdiri dari ‘earning management’ , ‘income smoothing’ dan ‘creative accounting’ itu sendiri.
Dalam pemahaman mengenai ‘creative accounting’ ini bukan berarti akuntansi  yang memanfaatkan pemahaman akuntansi tersebut, tetapi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dan kekuatan untuk menggunakan ‘creative accounting’ tersebut, seperti manajer, akuntan, pemerintah, asosiasi industri dan sebagainya.
Manajer dalam bereaksi terhadap pelaporan keuangan menurut Watt dan Zimmerman [1986] digolongkan menjadi tiga buah hipotesis, yaitu bonus-plan hyphotesis, debt-covenant hyphotesis dan political cost hyphotesis.

Bonus plan hyphotesis
Healy [1985] dalam Scott [1997] menyatakan bahwa manajer seringkali berperilaku seiring dengan bonus yang akan diberikan. Jika bonus yang diberikan tergantung pada laba yang akan dihasilkan, maka manajer akan melakukan ‘creative accounting’ dengan menaikkan laba atau mengurangi laba yang akan dilaporkan. Pemilik biasanya menetapkan batas bawah laba yang paling minim agar mendapatkan bonus. Dari pola bonus ini manajer akan menaikkan labanya hingga ke atas batas minimal tadi. Tetapi jika pemilik perusahaan membuat batas atas untuk mendapatkan bonus, maka manajer akan berusaha mengurangkan laba sampai batas atas tadi dan mentransfer laba saat ini ke periode yang akan datang. Hal ini dia lakukan karena jika laba melewati batas atas tersebut manajer sudah tidak mendapatkan insentif tambahan atas upayanya memperoleh laba di atas batas yang ditetapkan oleh pemilik perusahaan. Formula bonus yang digunakan Healy didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan terdiri atas manajer yang menghindari resiko (risk averse) sehingga manajer akan memilih discretionary accrual untuk

(1) menurunkan earning ketika earning sebelum keputusan accrual lebih kecil dari bogey (batas bawah) atau melebihi cap (batas atas)

(2) menaikkan earning ketika earning sebelum keputusan accrual melebihi bogey tetapi tidak melebihi cap. Implikasi yang dikemukakan oleh Healy adalah bahwa manajer akan berperilaku oportunistik menghadapi intertemporal choice.

Debt-covenant hyphotesis
Penelitian dalam bidang teori akuntansi positif juga menjelaskan praktek akuntansi mengenai bagaimana manajer menyikapi perjanjian hutang. Manajer dalam menyikapi adanya pelanggaran atas perjanjian hutang yang telah jatuh tempo, akan berupaya menghindarinya dengan memilih kebijakan-kebijakan akuntansi yang menguntungkan dirinya.

Fields, Lys dan Vincent [2001] mengemukakan ada dua kejadian dalam pemilihan kebijakan akuntansi, yaitu pada saat diadakannya perjanjian hutang dan pada saat jatuh temponya hutang. Kontrak hutang jangka panjang (debt covenant) merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan manajer terhadap kepentingan kreditur, seperti pembagian deviden yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas berada di bawah tingkat yang telah ditentukan. Semakin cenderung suatu perusahaan untuk melanggar perjanjian hutang maka manajer akan cenderung memilih prosedur akuntansi yang dapat mentransfer laba periode mendatang ke periode berjalan karena hal tersebut dapat mengurangi resiko ‘default’. Sweeney [1994] dalam Scott [1997] menyatakan perilaku ‘memindahkan’ laba tersebut dilakukan oleh perusahaan bermasalah yang terancam kebangkrutan dan ini merupakan strategi untuk bertahan hidup.

Political-cost hyphotesis.
Dalam pandangan teori agensi (agency theory), perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar melakukannya sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut. Perusahaan besar menghadapi biaya politis yang lebih besar karena merupakan entitas yang banyak disorot oleh publik secara umum. Para karyawan berkepentingan melihat kenaikan laba sebagai acuan untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui kenaikan gaji. Pemerintah melihat kenaikan laba perusahaan sebagai obyek pajak yang akan ditagihkan. Sehingga pilihan yang dihadapi oleh organisasi adalah dengan cara bagaimana lewat proses akuntansi agar laba dapat ditampilkan lebih rendah. Hal ini yang seringkali disebut dengan political cost hyphoyesis [Watts dan Zimmerman: 1986].

Berbagai macam pola yang dilakukan dalam rangka ‘creative accounting’ menurut Scott [1997] sebagai berikut:

1.      Taking Bath, atau disebut juga ‘big bath’. Pola ini dapat terjadi selama ada tekanan organisasional pada saat pergantian manajemen baru yaitu dengan mengakui adanya kegagalan atau defisit dikarenakan manajemen lama dan manajemen baru ingin menghindari kegagalan tersebut. Teknik ini juga dapat mengakui adanya biaya-biaya pada periode mendatang dan kerugian periode berjalan ketika keadaan buruk yang tidak menguntungkan yang tidak bisa dihindari pada periode berjalan. Konsekuensinya, manajemen melakukan ‘pembersihan diri’ dengan membebankan perkiraan-perkiraan biaya mendatang dan melakukan ‘clear the decks’. Akibatnya laba periode berikutnya akan lebih tinggi dari seharusnya.

 

2.      Income minimization. Cara ini mirip dengan ‘taking bath’ tetapi kurang ekstrem. Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapatkan perhatian oleh pihak-pihak yang berkepentingan (aspek political-cost). Kebijakan yang diambil dapat berupa write-off atas barang modal dan aktiva tak berwujud, pembebanan biaya iklan, biaya riset dan pengembangan, metode successfull-efforts untuk perusahaan minyak bumi dan sebagainya. Penghapusan tersebut dilakukan bila dengan teknik yang lain masih menunjukkan hasil operasi yang kelihatan masih menarik minat pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan dari penghapusan ini adalah untuk mencapai suatu tingkat return on assets yang dikehendaki.

 

3.       Income maximization. Maksimalisasi laba dimaksudkan untuk memperoleh bonus yang lebih besar, dimana laba yang dilaporkan tetap dibawah batas atas yang ditetapkan.

 

4.      Income smoothing. Perataan laba merupakan cara yang paling populer dan sering dilakukan. Perusahaan-perusahaan melakukannya untuk mengurangi volatilitas laba bersih. Perusahaan mungkin juga meratakan laba bersihnya untuk pelaporan eksternal dengan maksud sebagai penyampaian informasi internal perusahaan kepada pasar dalam meramalkan pertumbuhan laba jangka panjang perusahaan.

 

5.      Timing revenue and expense recognition. Teknik ini dapat dilakukan dengan membuat kebijakan tertentu berkenaan dengan saat atau timing suatu transaksi seperti adanya pengakuan yang prematus atas penjualan.

 
‘Creative accounting’ dapat dikatakan sebagai sebuah praktek akuntansi yang buruk, karena cenderung mereduksi reliabilitas informasi keuangan. Karena manajer memiliki asimetri informasi, yang bagi pihak di luar perusahaan sangat sulit diketahui, maka memaksimalkan keuntungan dengan ‘creative accounting’ akan selalu ada. Masalah sebenarnya adalah tidak diberikannya pengungkapan yang transparan secara menyeluruh tentang proses pertimbangan-pertimbangan dalam penentuan kebijakan akuntansi (accounting policy). Akibatnya, laporan keuangan dianggap masih memiliki keterbatasan mendasar sehingga belum memadai untuk digunbakan dalam proses pengambilan keputusan.
Merujuk agency theory, laporan keuangan dipersiapkan oleh manajemen sebagai pertanggungjawaban mereka kepada principal. Karena manajemen terlibat secara langsung dalam kegiatan usaha perusahaan maka manajemen memilikiasimetri informasi dengan melaporkan segala sesuatu yang memaksimumkan utilitasnya. ‘Creative accounting’ sangat mungkin dilakukan oleh manajemen, karena manajemen dengan asimetri informasi yang dimilikinya akan leluasa untuk memilih alternatif metode akuntansi. Manajemen akan memilih metode akuntansi tertentu jika terdapat insentif dan motivasi untuk melakukannya. Cara yang paling sering digunakan adalah dengan merekayasa laba (earning management), karena laba seringkali menjadi fokus perhatian para pihak eksternal yang berkepentingan.

‘Creative accounting’ dan etika
‘Creative accounting’ mempunyai banyak konsekuensi. Dalam perspektif ekonomi, ‘creative accounting’ dipengaruhi oleh kerangka ekonomi yang bertujuan untuk self-interset. Hal ini mungkin sah-sah saja dilakukan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip akuntansi berterima umum. Namun pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah ‘creative accounting’ memang sesuatu yang benar untuk dilakukan? Apakah maksud dan tujuan ‘creative accounting’ sehingga moral judgment-nya tergantung kepada tujuan ‘creative accounting’ itu sendiri. Persepsi ini harus diluruskan agar tidak menjadikan bahwa ‘creative accounting’ menjadi hal yang pro dan kontra.
Dalam pandangan orang awam ‘creative accounting’ dianggap tidak etis, bahkan merupakan bentuk dari manipulasi informasi sehingga menyesatkan perhatiannya. Tetapi dalam pandangan teori akuntansi positif, sepanjang ‘creative accounting’ tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum, tidak ada masalah yang harus dipersoalkan. Asalkan tidak ada asimetri informasi antara pelaku ‘creative accounting’ dan pengguna informasi keuangan.
Perilaku yang tidak semestinya (disfunctional behaviour) para manajer terjadi akibat adanya asimetri informasi dalam penyajian laporan keuangan tidak terlepas dari pertimbangan konsekuensi ekonomi. Perhatian kita mungkin diarahkan bagaimana mendorong keterbukaan informasi secara lebih luas sehingga inside information bukanlah sesuatu yang ‘tabu’ untuk diumumkan kepada khalayak. Karena dalam kerangka keterbukaan yang menyeluruh sebenarnya ‘creative accounting’ atau apapun namanya, tidak akan berpengaruh kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap organisasi. Karena semua pihak akan mempunyai informasi yang sama dan tidak ada asimetri informasi lagi. Sekali lagi, pentingnya mendorong keterbukaan dalam rangka good governance akan membawa dampak kepada ketersediaannya informasi sehingga akan mengeliminasi dan mengurangi dampak ‘creative accounting’.

FRAUD AUDITING

pelaporan keuangan yang curang yaitu salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disenagaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan.

caranya yaitu dengan cara:
1.pengabaian jumlah namun ini kurang lazim dilakukan
2.melebihsajikan laba yaitu dengan mengabaikan utang usaha dan kewajiban
3.merendahsajikan laba untuk mengurangi pajak penghasilan, membentuk cadangan laba untuk memperbesar laba diperiode mendatang, bisa berbentuk perataan laba, atau pengaturan laba.

penyalahgunaan aktiva sering dilakukan oleh para pegawai dan orang lain dalam organisasi, dilakukan pada tingkat hierarki organisasi paling bawah sampai manajeman puncak yang mempunyai kewenangan yang lebih besar atas aktiva organisasi.

kondisi-kondisi penyebab kecurangan menurut sas 99 adalah tekanan,kesempatan dan rasionalisasi atau yang lebih dikenal dengan fraud triangle.

pedoman bagi auditor dalam menilai resiko kecurangan menurut sas 99:

1.      skeptisme profesional menurut sas 1 “auditor tidak mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur tetapi juga tidak mengasumsikan kejujuran absolute”
-pikiran yang selalu mempertanyakan
-evaluasi kritis atas bukti audit

2.      sumber informasi untuk menilai resiko kecurangan
-komunikasi diantara tim audit
-pengajuan pertanyaan kepada manajeman
-faktor resiko
-prosedur analitis
-informasi lain
3.mengdokumentasikan penilaian kecurangan
-diskusi antar personel tim dll

pedoman mengidentifikasi 3 unsur untuk mendeteksi kecurangan:
1.budaya jujur dan etika yang tinggi
2.tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi resiko
3.pengawasan oleh komite audit

respon auditor terhadap resiko kecurangan:
1.mengubah pelaksanaan audit secara keseluruhan
2.merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk menangani risiko kecurangan.
3.merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk menangani pengabaian pengendalian oleh manajemen.
4.memutahirkan proses penilaian resiko

bidang resiko kecurangan ynag spesifik:
1.pendapatan dan piutang usaha.
2.persediaan
3.pembelian dan utang usaha
4.aktiva tetap dan beban penggajian

apabila dicurigai ada kecurangan, auditor akan mengumpulkan informasi tambahan dengan cara:
1.pengajuan pertanyaan
2.mengevaluasi respon atas pengajuan pertanyaan
3.menentukan kemungkinan adanya kecurangan dengan perangkat lunak untuk mencari pendapatan fiktif atau no faktur duplikat .

komentar:

dengan adanya  creative accouting yang telah di perjelas diatas, harus diambil tindak positif nya, bahwa creative accouting  harus dijadikan sebagai mensejahterakan semua pihak, baik itu tingkat karyawan maupun perusahaan sendiri, namun tidak merugikan pihak penerima informasi dengan menyalahgunakan informasi yang dipublik. Sebagai manajer yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap jalannya operasional perusahaan harus memiliki pemahaman tajam akan siklus data akuntansi yang sedang dijalankan. Creative accounting menurut saya baik walaupun tidak terlepas dari sisi negative. Asalkan itu dilakukan dengan tidak melanggar aturan akutansi berterima umum, dan mengenai fraud accounting, dengan tindak kecurangan atas pembohongan public mengenai informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tentang keadaan yang dialami. Hal ini sangat merugikan bagi penerima informasi, dan apa bila hal tersebut terjadi merupakan kerja keras yang harus dilakukan para auditor untuk memperbaiki kinerja perusahaan sesuai aturan yang berlaku, harus ada peraturan tegas mengenai kecurangan tersebut, dan tentunya untuk dijadikan pembelajaran dan pengalaman bagi pihak yang berkepentingan mengenai pentingnya informasi yang diolah dan akan di public.

 

« Previous entries